Selasa, 01 Maret 2016

MAKALAH TEORI PRODUKSI DAN TEORI BIAYA PRODUKSI



BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Dalam melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analis keatas berbagai aspek kegiatan memproduksinya. Pertama-tama dianalisis sampai mana factor-faktor produksi akan dignakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Setelah itu perlu dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Dan pada akhirnya perludianalisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang dikeluarkannya. Untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan  keuntungkan yang maksimum kepadanya.
Produksi dan biaya produksi bagaikan keeping uang mata logam berisi dua. Jika produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan factor produksi, biaya mengukurnya dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finan-sial dan ekonomi menguntungkan.
I.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana dimensi jangka pendek dan jangka panjang dalam teori produksi?
2.      Bagaimana produksi dengan satu factor produksi variable?
3.      Bagaimana produksi dengan dua factor produksi variable?
4.      Bagaimana konsep biaya?
5.      Bagaimanaketerkaitan antara produksi, produktivitas, dan biaya?
6.      Bagaimana biaya produksi dalam jangka pendek?
7.      Bagaimana biaya produksi dalam jangka panjang?


I.3 Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui jangka pendek dan jangka panjang dalam teori produksi
2.      Mengetahui produksi dengan satu factor produksi variable
3.      Mengetahui produksi dengan dua factor produksi variable
4.      Mengetahui konsep biaya
5.      Mengetahui keterkaitan antara produksi, produktivitas, dan biaya
6.      Mengetahui biaya produksi dalam jangka pendek
7.      Mengetahui biaya produksi dalam jangka panjang















BAB II
PEMBAHASAN
2.I Teori Produksi
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumen, produsen mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor produksi atau yang akan di proses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk membeli faktor produksi. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaa faktor produksi berlaku The Law of Diminishing Return (LDR). Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum. Pemahaman kita mengenai perilaku konsumen akan memudahkan pemahaman mengenai perilaku produsen
.
A.    Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
            Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi di bedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variable input).
            Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi itu harus tetap tersedia. Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tigkat produksinya. Makin besar tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang di gunakan. Begitu pula sebaliknya. Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang di butuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut.
            Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi mesin produksi. Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan ukuran waktu kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Sedangkan periode jangka panjang adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.
B.     Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variable adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi, seperti dibawah ini.
Q = f(K, L)
 


Di mana :         Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja
1.      Produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata
Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunan total faktor produksi.
TP = f(K, L)



 



Di mana:         TP= produksi total
 K= barang  modal (yang dianggap konstan)
 L= tenaga kerja/buruh

Produksi marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi.
MP = TP’ =

 


Di mana: MP = Produksi marjinal
AP = TP

Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yangdihasilkan per unit faktor produksi.
Di mana: AP = Produksi rata-rata

 

Tabel 1.1
Produksi Total, Produksi Marjinal dan
Produksi Rata-rata Usaha Tekstil Tradisional
(Satu Faktor Produksi Variable)
Mesin
(unit)
Buruh
(orang)
Produksi total (TP) (bal)
Produksi marjinal (MP) (bal)
Produksi rata-rata (AP) (bal)
1
1
5
5
5
1
2
20
15
10
1
3
45
25
15
1
4
80
35
20
1
5
105
25
21
1
6
120
15
20
1
7
126
6
18
1
8
120
-6
15
1
9
106
-12
12
1
10
90
-18
9

            Dari Tabel 1.1 bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai maksimum (126 unit) pada saat jumlah buruh yang dipekerjakan tujuh orang. Tetapi setelah itu penambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena produksi marjinal (MP) sudah negatif. Bila melihat kolom MP, ternyata besarnya MP sangat mempengaruhi TP. Selama nilai MP>0, TP tetap bertambah. Sayangnya pertambahan MP juga mengalami penurunan (LDR). Besarnya nilai MP juga berpengaruh terhadap nilai produksi rata-rata (AP). Penambahan satu orang tenaga kerja akan memperbesar nilai AP selama nilai MP>nilai AP sebelumnya. Begitu juga sebaliknya. Table 1.1 dapat dipersentasikan dalam bentuk Diagram 1.1. TP ternyata bergerak membentuk kurva yang mirip huruf S, sehingga disebut kurva S (S curve). di atas MP. Tetapi penurunannya bernilai posistif bahkan tidak pernah negative.
 

Diagram 1.1
Kurva TP, MP, dan AP
Kasus Usaha Tekstil Tradisional

 

2.      Tiga tahap produksi
Diagram 1.2 di bawah ini menunjukan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama, pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4). Kedua, pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga, pada saat MP = 0 atau TP maksimum (titik 3 dan 6). Selanjutnya diagram tersebut dapat kita bagi menjadi tiga tahap produksi (the three stages of production):
1)   Tahap I (stage I) sampai pada saat kondisi AP maksimum
2)   Tahap II (stage II) antara AP maksimum sampai MP sama dengan nol.
3)   Tahap III (stage III) saat MP sudah benilai <nol (negatif).
Penahapan ini berguna untuk memahami pada tahap mana perusahaan berproduksi.
 

Diagram 2.2
Kurva TP, MP dan AP

                                                            (a)

                                                            (b)

Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan.Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam). Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan.Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal). Dan Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negative).

Dengan demikian, perusahaan sebaiknya berproduki ditahap II, karena secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost)  yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang diterima. Jika tambahan biaya masih tambah kecil dari tambahan pendapatan, perusahaan akan menambah tenaga kerja. Begitu sebaliknya, tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja.Tambahan pendapatan adalah prodksi marjinal dikalikan harga jual barang. Jika upah, dinotasikan sebagai W, sedangkan harga jual barang dinotasikan P maka alokasi tenaga kerja (factor produksi dianggap efesien bila:

W=MP(P)
 


3.      Perkembangan teknologi
            Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat secara gra-fis dapat digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Pada Diagram 1.3,akibat kemajuan teknologi,luas kurva TP3 >TP2 > TP1. Artinya jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksisemakin besar.
Dari diagram 2.3 tmpak bahwa: > >
 

Diagram 2.3
Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output

        Q3
        Q2                                                                               TP 3
        Q1                                                                               TP 2
                                                            TP 1
 

            L1          Tenaga kerja
           
Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern, belum berarti efisiensi meningkat. Studi empiris yang dilakukan duapuluh tahun terahir ini menunjukan bahwa ada yang lebih penting dari sekedar memodernisasi mesin. Yaitu memodernisasi sumber daya manusia (SDM), teruutama dengan mengubah cara berpikir dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM, kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri manusia (embodied technology) dan mendorong peningkatan efisiensi.

C.     Model produksi dengan dua faktor produksi variabel
Definisi dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua maca. Dalam model produksi dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup menggunakan penjelasan grafis matematika sederhana.
a.    Isokuan (Isoquant)
Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha tekstil tradisional di muka kita pelonggar asumsinya dengan menyatakan bahwa mesin dapatditambah.








 

Tabel 1.2
Produksi Total Usaha Tekstil Tradisional
(Dua Faktor Produksi)

Mesin
Tenaga Kerja
1
2
3
4
5
1
5
20
45
80
105
2
30
45
105
150
135
3
80
105
150
180
150
4
105
135
180
240
210

Catatan: Angka-angka pada kolom 1 s.d 5 adalah produksi total (bal).



Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa kombinasi factor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja, 2 mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya. Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokan seperti berikut ini.

Adapun Ciri-ciri isokuan adalah sebagai berikut :
§  Mempunyai kemiringan negative
§  Semakin ke kanan kedudukan isokuan menunjukkan semakin tinggi jumlah output
§  Isokuan tidak pernah berpotongan dengan isokuan yang lainnya
§  Isokuan cembung ke titik origin





 

Diagram 1.4
Isakuan(isaquant)
Mesin

4
3
2
1                                                                              Isokuan=105 unit

                                  1         2         3         4         5     Tenaga kerja

Asumsi-asumsi Isokuan :
1)      Asumsi konveksitas(Convexity)
Asumsi konveksitas (convexity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen,yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap.
Diagram 1.5
Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)
                       Y = Barang modal
 

A

B
                                                                Isokian                                 
                         0                                         x = Tenaga Kerja



Jika produsen ingin mengubah kombinasi factor produksi dari titik A ke titik B, maka tambahan outputkarena menambah 1 unit L adalah sama dengan produksi marjinal L (MPL) dikali dengan perubahan  L atau ( MPL.  ). Pengurangan output karena penguranan factor produksi K adalah sama dengan produksi marjinal K ( ) di kali perubahan K atau ( .  ). Karena bergerak pada isokuan yang sama, maka pertambahan output sama dengan nol  )





2)      Penurunan nilai MRTS (Dimishing of MRTS)
Sama halnya dengan konsumen, produsen menganggap makin mahal factor produksi yang semakin langka.Itulah sebabnya mengapa nilai MRTS makin menurun (hokum LDR).Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution). Seperti pada Diagram 1.6.a. MRTS adalah nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap (fixed proportion production function).  Lihat diagram 1.6.b
Diagram 1.6
MRTS Kasus Khusus
Mesin                                                         Mesin
                        A                                            
B
                                                C                                                                        Q3
      Q3      M2                                                                 Q2
                                                Q2            M1                                                        Q1
                                           Q1
0                                              Tenaga kerja                K1        K2           Tenaga kerja
                   (a)                                                                         (b)
    Faktor produksi substitusi sempurna                        Faktor produksi proporsiona
3)      Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun (The Law Of Diminishing Return)
Dimuka telah diuraikan bahwa dalam penggunaan dua macam faktor produksi juga berlaku hukum LDR Pada Diagram1.7,Q60,Q80,Q90 adalah isokuan dengan tingkat produksi masing masing 60.80,dan 90 unit.
 

Diagram 1.7
Himpunan Isokuan
     Mesin


       G                                                             
                                                                        Q90
                                                            Q80    
                                                   Q60                                                                                                                                                 
       0                            M        Tenaga kerja

Penurunan hasil tenaga kerja (L) dapat dilihat dengan menarik garis ABC.Jika kita berproduksi dengan factor produksi mesin (K) sebanyak G unit, penambahan L sebanyak AB unit menambah output sebanyak 20 unit. Tetapi penambahan berikutnya dengan jumlah yang sama (BC=AB) hanya menambah output sebanyak 10 unit. Penurunan hasil K dapat dilihat misalnya pada saat jumlah L=M unit (perhatikan gris DBE). Awalnya untuk menambah 20 unit output cukup menambah unit DB unit K. tetapi ketika akan menambah output 10 unit lagi (Iq80 ke Iq90), jumlah unit mesin yang ditambah jauh lebih besar, yaitu BE unit (lebih banyak dari DB unit).




4)      Daerah Ekonomi Yang Ekonomis (Relavance Range of Production)
Pada saat membahas model produksi satu faktor produksi variabel ,telah disimpulkan bahwa daerah produksi ekonomis perusahaan adalah daerah tahap II. Prinsip yang sama berlaku untuk model produksi dua faktor produksi. Diagram 1.8 menggambarkan bahwa batas antara A dan B adalah batas daerah produksi yang ekonomis (Relafance range of production)atau tahap II. Jika perusahaan berproduksi di luar batas areal itu(A ke C atau ke B )penambahan paktor produksi tidak meningkatkan produksi. Garis AB merupakan daerah tahap II. DIAGRAM 1.8 Menggambarkan jika perusahaan ingin melakukan ekspansi produksi ,batas gerak ruang ekonomis adalah daerah yang diapit garis lengkung M dan N.
 

Diagram 1.8
Daerah Produksi yang Ekonomis
     Mesin                                                       Mesin
Batas produksi ekonomis                ( tahap Ii )
                D                                                                                   M
            B
       G                                                             
                                                                                                                      N
                                                           
                                                            C                                                                                                                                         A
       0                      (a)              Tenaga kerja   0              (b)                Tenaga kerja
b.      Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Produksi (Return to Scale)
            Perubahan Output karena perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return to Scale) Adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor produksi dilipatgandakan (doubling).


1)   Skala hasil menaik (increasing return to scale)
Jika penambahan faktor produksi sebanyak  unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit ,fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil manaik (increasing retun to scale).
Diagram 1.9
Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)


    Mesin
             
           
   K3                                                                                                               Q220
   K2                                                                             Q150
   K1                                                                                 Q60
                                                            Q50                                                                                                                
      0                             L1      L2    L3  Tenaga kerja
2)      Skala hasil konstan (constant return to scale)
Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga ,pungsi produksi memiliki karakter skala hasil constant.
Diagram 1.10
Skala hasil konstan (konstant return to scale)
    Mesin
             
           
   K3                                                                                                       ,
   K2                                                                 Q80     Q90
   K1                                                                                Q70
                                                            Q60                                                                                                                
      0                             L1      L2    L3  Tenaga kerja
3)      Skala Hasil Menurun  (Decreasing Return to Scale)
Jika menambah 1 unit faktor produksi menyebabkan produksi output bertambah kurang dari 1 unit ,fungsi produksi memiliki skala hasil menurun(decreasing retunt to scale )seperti ditunjukan pada diagram
Diagram 1.11
Skala hasil menurun (decreasing return to scale)
    Mesin
             
           
   K3                                                                                                       ,
   K2                                                                 Q115
   K1                                                                                Q110
                                                            Q100                                                                                                  
      0                             L1      L2    L3  Tenaga kerja
c.       Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan faktor produksi. Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor sproduksibyang lebih sedikit,
Diagram 1.12
       Mesin                   Kemajuan tekhnologi
    


                                                                       

 

                                                    
                                                            Q90 (periode 1)
                                                    Q90 (periode 2)
            0                                   Tenaga kerja
4.      Kurva Anggaran Produksi (isocost)
Adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama.jika harga actor produksi tenaga adalah upah(w)dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r) maka kurva isocost (I) adalah : I = rK + wL Sudut kemiringan kura isocost adalah rasio harga kedua faktor produksi.jika terjadi perubahan hargafaktor produksi,kurva 1 berotasi.jika yang berubah adalah kemampuan anggaran,kurva isocost bergeser sejajar.
 

Diagram 1.13
Kurva anggaran produksi(isocost)
        Mesin                                                               Mesin
                                                                                         
           
                                                                         
                                                                   
                                                                                                                                                                                   
                                    I1             I2          I3                                  I1                     I2           I3
            0              (a)    Tenaga kerja               0            (b)                  Tenaga kerja   
 

5.      Keseimbangan Produsen
Terjadi ketika kurva 1 bersinggungan dengan kurva Q, dititik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum.keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi.analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.



 

Diagram 1.14
Prinsip Efisiensi
        Mesin                                                               Mesin
                                                                                         
           
                                                                         
                                                                   
                                                                                                                                        K1                                           Q3                                  K1
                                Q1                    Q2                                                          I1 I2           I3 Q
           
0              (L1    (a)          Tenaga kerja                 0        L1   (b) Tenaga kerja  
                  Mekansme output                                                  Mekanisme biaya

6.      Pola Jalur Ekspansi (ekspantion path)
Tujuan perusaahan adalah maksimalisasi laba.untuk mencapai tujuan itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efisiensinya.biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya,yang harus dicapai dengan biaya minimum.dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan factor produksi titik-titik keseimbangan tercapai pada tingkat MRTS yang konstan dan membentuk garis isokin (isoclin).jika titik-titik keseimbangan tersebut dihubungkan,akan terbentuk garis isolokin OS. Garis isolokin OS tidak membentuk garis lurus,karena seperti telah dinyatakan,dalam jangka panjang perusahaan memiliki kemampuan mengubah kombinasi faktor produksi agar alokasi anggaran lebih efisien.untuk fungus produksi skala hasi konstan atau constant return to scale (CRS)isolokin berbentuk garis lurus OR.hal ini karena dalam fungsi produksi CRS,rasio actor produksi tidak berubah (konstan). f. Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)


Diagram 1.15
Garis Isoklin
              Mesin                                                                                 


                                                          R
                                    D
                              C
                        B
                       A                                  Q4
                                Q1        Q2         Q3
                                   I1     I2         I3         I4      Tenaga kerja     

 

2.2  Teori Biaya Produksi
A.    Konsep Biaya
Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan. Konsep ini tetap dipakai dalam analisis teori biaya produksi. Berkaitan dengan konsep tersebut, kita mengenal biaya eksplisif (explicit cost) dan biaya implisit (implicit cost). Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan. Biaya listrik, telepon dan air, demikian juga pembayaran upah buruh dan gaji karyawan merupakan biaya eksplisit. Kita dapat melihatnya dalam lapsoran keuangan. Biaya implisit adalah biaya  kesempatan (opportunity cost).
a)      Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga kerja per orang per satuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau per hari). Bagi ekonomi upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di tempat yang lain. Asumsi ini terpenuhi di pasar tenaga kerja persaingan sempurna.
b)     Biaya barang modal
Ada perbedaan konsep antara ekonomi dan akuntan dalam perhitungan biaya barang modal. Akuntan menggunakan konsep biaya historis (historical cost). Itu sebabnya dalam laporan akuntansi ,nilai barang modal harus disusutkan (depreciation cost). Ekonomi melihat biaya barang modal sebagai biaya implisit. Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain.
c)      Biaya kewirausahaan
Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk ditransformasi menjadi output  berupa barang dan jasa. Dalam upaya tersebut, dia harus menanggung resiko kegagalan. Atas keberanian menanggung resiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. Makin besar (tinggi) resikonya, laba yang diharapkan harus makin besar. Begitu juga sebaliknya. Pengertian laba yang digunakan ekonomi adalah laba ekonomi (economic profit), yaitu kelebihan pendapatan yang diperoleh dibanding jika memilih alternatif lain.
B.     Produksi, Produktifitas dan Biaya
Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktifitas factor-faktor produksi yang digunakan. Di bab 5 (Teori Produksi) kita melihat bahwa produktifitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat di capai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktifitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik jika produktifitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya.
            Prilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada factor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi adalah variabel, biaya juga variabel. Artinya, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.
            Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktifitas dibandingkan jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.
C. Biaya Produksi Jangka Pendek
1. Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel
TC = FC + VC
            Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variable. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa gedung kantor. Bahkan pada saat perusahaan tidak berproduksi (Q=0), biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah sama. Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya biaya bahan baku, dan upah buruh.
       

Dimana: TC     =          biaya total jangka pendek
               FC    =          biaya tetap jangka pendek
               VC   =          biaya variable jangka pendek
Persamaan tersebut dapat di lihat dalam bentuk diagram
Diagram 2.1
Kurva-kurva Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel
        Biaya                            TC         

                                            VC

                                                                FC

 

            0                                  Kuantitas

            Kurva FC mendatar menunjukan bahwa besarnya biaya tetap tidak tergantung kepada jumlah produksi. Kurva FC membentuk huruf S terbalik, menunjukan bahwa hubungan terbalik Antara tingkat produktifitas dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan VC menunjukan bahwa dalam jangka pendek, perubahan biaya total semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variable.

2. Biaya Rata-rata
            Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output.Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output.  Karena dalam jangka pendek TC= FC + VC, maka biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variable rata-rata (average variable cost).
TC/Q = FC/Q + VC/Q
AC = AFC + AVC
                                                              atau

Dimana : AC     =        biaya rata-rata jangka pendek
               AFC    =       biaya tetap rata-rata jangka pendek
               AVC   =       biaya variable rata-rata jangka pendek
Persamaantersebut dapat di lihat dalam bentuk diagram 6.2
 

Diagram 2.2
Kurva Biaya Rata-rata
                   Biaya



                                                           AC
                                                           AVC

                                                                        AFC
             0
Kuantitas
            Kurva AFC terus menurun, menunjukan bahwa AFC makin menurun bila produksi ditambah. Tetapi kurva AFC tidak pernah meyuntuh sumbu horizontal (asimptot). Artinya nilai AFC tidak pernah negative. Kurva AC mula-mula menurun lalu naik, sepola dengan pergerakan kurva AVC pola ini bekaitan dengan hokum LDR (law of diminishing return). Kurva AVC mula-mula menurun lalu naik dan terus mendekati kurva AC, dengan AC karena makin mengecilnya AFC.pergerakan kurva AVC berkaitan dengan pergerakan kurva AP(average product). Bila harga per unit tenaga kerja adalah P, maka AVC= P/AP. Dari persamaan ini terlihat pada saat nilai AP meningkat, nilai AVC menurun, dan begitu sebaliknya.
3.      Biaya Marjinal
MC = əTC/əQ
Biaya Marjinal (marginal cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit output. jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output adalah AQ maka
     
MC = əVC/əQ
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variable.

əVC = P. əV
Jika harga per unit tenaga kerja adalah P dan perubahan tenaga kerja adalah AV, maka
MC = P(1/MP)
MC = P.( əV/əQ); karena MP adalah əQ/əV, maka
      MC = P(1/MP)
Persamaan tersebut dapat di lihat dalam bentuk diagram 2.3
Diagram 2.3
        Biaya                               Kurva Biaya Marjinal
                                                                   MC
                                                                

                                                          
             0         Qa     Qb     Qc      Qd        Qe          Kuantitas
     
            Diagram 2.3. menggambarkan bahwa garis singgung a, b, c dan nilai seterusnya menunjukan besarnya MC makin mengecil, begitu sebaliknya.
4.      Hubungan Antar Kurva-kurva Biaya
      Diagram 2.4 memberikan gambaran tentang hubungan antar kurva-kurva biaya.
 

Diagram 2.4
Kurva-kurva Biaya
      Biaya                                     MC
                       1                                                   AC
                                                      4                    AVC 5
                                                      3

                              6                                  2    AFC
0                                                kuantitas
1.      Kurva AFC terus menurun berbentuk garis asimplot pada sumbu vertical dan horizontal (titik 1 dan 2), tapi tidak sampai menyinggung atau memotong sumbu horizontal
2.      Kurva AVC mula-mula menurun sampai mencapai minimum (titik 3) pada saat AP maksimum, kemudian menaik mendekati kurva AC namun tidak pernah bersentuhan (titik 5), karena AFC terus menurun.
3.      Kurva AC awalnya menurun sampai mencapai minimumdi titik 4, setelah it uterus menaik.
4.      Kurva MC juga pada awalnya menurun hingga mencapai minimum di titik 6. Selanjutnya kurva MC menaik dan memotong kurva AVC dan AC pada saat keduanya minimum (titik 3 dan 4).setelah titik itu nilai MC lebih besar dari nilai AC dan AV


D.    Biaya Produksi Jangka Panjang
            Dalam jangka panjang semua biaya adalah variable. Karena itu biaya yang relefan dalam jangka panjang adalah biaya total, variable, rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variable dan sama dengan biaya marjinal
LTC = LVC
            Biaya total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variable.
           
Dimana : LTC = biaya total jangka panjang
               LVC = biaya variabel jangka panjang
LMC = əLTC/əQ
            Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit . perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel  
Dimana : LMC     = biaya marjinal jangka panjang
                É™LMC  = perubahan biaya total jangka panjang
                É™Q        = perubaha output
LAC = LTC/əQ
            Biaya raya-rata adalah biaya total dibagi jumlah output
           
Dimana : LAC = biaya rata-rata jangka panjang
                É™Q   = jumlah output
1.      Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang
Teorima Amplop (Emplope Theorem)
Untuk memahami prilaku biaya dalam jangka panjang, kita harus memahami keterkaitan biaya jangka pendek dengan jangka panjang. Agar dapat memahaminya kita mulai dengan kasus sederhana seperti:
1)   Memproduksi dengan pabrik ukuran kecil, yang dalam jangka pendek mempunyai kurva biaya rata-rata SAC1,
2)   Memproduksi dengan pabrik ukuran sedang, yang dalam jangka pendek mempunyai kurva biaya rata-rata SAC2, atau
3)   Memproduksi dengan pabrik ukuran besar, yang dalam jangka pendek mempunyai kurva biaya rata-rata SAC3.
Situasi diatas digambarkan dalam digram 2.5
Diagram 2.5
Teorima Amplop (Envelope Theorem)
      Biaya                                    
         Q1                                                      SAC1                      SAC3  
         Q2                                                                SAC2                          LAC
                                                     

                             
0       X1             X2        X3        kuantitas
            Jika produsen brpandangan bahwa tingkat output yang memberikan laba maksimum adalah X1, maka dalam jangka pendek dia memilih berproduksi dengan pabrik ukuran kecil. Tetapi jika menurutnya tingkat produksi yang memberi laba adalah X3, maka dalam jangka pendek pabrik yang dipilih adalah yang berskla sedang. Sebenarnya dia bisa saja memproduksi X3 dengan menggunakan pabrik kecil, tetapi biaya produksi rata-ratanya menjadi lebih besar (0C1 > 0C2).
            Keputusan yang diambil menjadi sulit bila tingkat produksi yang memberikan lab maksimum adalah X2. Bila pengusaha memprediksi pasar akan terus membesar dia akan memilih pabrik skla menengah. Sebaliknya bila pengusaha memprediksi pasar makin kecil, dia memilih pabrik skla kecil.
            Dalam jangka pendek perusahaan hanya dapat memilih satu pabrik saja untuk berproduksi. Tetapi dalam jangka panjang pengusaha dapat menambah atau mengrangi jumlah pabrik sesuai dengan tingkat produksi yang direncanakan. Kemampuan tersebut memungkinkan perusahaan beroprasi dengan biaya rata-rata yang minimum pada berbagai tingkat produksi. Kurva yang menunjukan titik-titik biaya rata-rata minimum pada berbagai tigkat produksi disebut kurva amplop (envelove curve) . kurva ini merupakan kurva biaya rata-rata jangka panjang (long run average cost) kurva LAC.         Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurva LAC adalah kurva yang menunjukan biaya produksi per unit minimum pada berbagai tingkat produksi.
2. Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang
Teknik penurunan kurva biaya marjinal jangka panjang (kurva LMC) dapat dipahami dengan mengikuti penjelasan diagram  2.6
Diagram 2.6
Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang
                   Biaya
                                                 SMC1      
                                 A                  SAC1    SMC2                    
                                                             C           SAC2
                                                                                             LAC
                               B
                                                                             

                                                           
            0          X1         X2                   X3         X4              Kuantitas
 

            Diagram ini menunjukan bahwa tingkat produksi dibawah 0X, unit akan menghasilkan SAC yang lebih bersar dari LAC, sehingga LTC lebih besar dari STC. Kita dapat menyimpulkan bahwa biaya marjinak jangka pendek (SMC) lebih kecil dari biaya marjinal jagka panjang (LMC). Ketika exspansi produksi dilanjutkan sampai0X2, SAC samadengan LAC (titik B). ekspansi lanjutan ke 0 X3 menyebabkan SAC lebih besar dari LAC atau STC lebih besar dari LTC. Karena itu SMC lebih kecil dari LMC. Sampai disini kita dapat menyipulkan bahwa jika produksi lebih besar dari 0x2, LMC lebih besar dari SMC. Tetapi jika produksi lebih besar dari 0X2, LMC lebih kecil dari SMC.
            Selanjutnya yang harus kita ingat adalah LMC akan memotong LAC pada saat LAC minimum. Hal itu terjadi jika ekspansi produksi sampai ke0X4 (titik C). karena itu kurva LMC harus menelusuri titik-titik B dan C (Perhatikan garis putus-putus LMC)
3. Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis
            Skala produksi ekonomis (economies of scale) adalah interval tingkat produksi dimana penambah output akan menurunkan biaya produksi jangka panjang per unit. Sebaliknya, skala produksi tidak ekonomis (diseconomies of sclale) adalah interval tingkat produksi justru menaikan biaya produksi jangka panjang per unit.
Diagram 2.7
Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis
                   Biaya
                                                                 MC
                                                                          LMC             
 

                                                                                             LAC

                                                                             
 

            0                                                                    Kuantitas
            Pada diagram diatas kurva LAC mencapai minimum di titik A, kemudian naik lagi. Gerak menurun sampai titik A disebabkan efisien skala produksi. Sebaliknya, setelah titik A efisiensi skala produksi tidak terjadi lagi.
            Ada beberapa factor penyebab terjadinya efisiensi dari inefisiensi jangka panjang, yaitu:
1)      Teknologi Produksi
Dalam jangka panjang salah satu sumber peningkatan efisiensi adalah kemajuan teknologi.bahkan dalam jangka panjang terjadi percepatan teknologi. Ini mempercepat penuruna LAC. Tetapi percepatan kemajuan teknologi dapat meningkatkan biaya rata-rata jangka panjang per unit, jika perusahaan tidak mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi baik karena kendala menejemen maupun sumber daya manusia (SDM).
2)      Manajemen
Peningkatan kemampuan menejemen meningkatkan teknologi yang sudah ada lebih di efesien kan penggunanya, sehingga kurva LAC. Tetapi jika kemampuan menejerial tidak mengikuti  percepatan kemajuan teknologi akan terjadi inefisiensi..
3)      Sumber Daya MAnusia (SDM)
Masalah yang berkaitan dengan SDM adalah jumlah dan mutu SDM. pada awalnya penggunaan teknologi tinggi dapat meningkatkan efisien, karena jumlah dan mutu SDM cukup tersedia. Tetapi pada saat skala produksi di perluas, yang terjadi justru inefisiensi karena jumlah dan mutu SDM tidak dapat disediakan dengan cepat. Apalagi bila teknologi yang digunakan adalah teknologi yang di impor.
4. Sudut Kemiringan Kurva Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Kurva LAC)
            Ada tiga kemungkinan sudut kemiringan kurva LAC (LAC shape), dua diantaranya ditunjukan dalam diagram 2.8
Diagram 2.8
Kemiringan Kurva LAC
                   Biaya
                                                                 MC


                                                           

                                                                          LAC
 

                                                           
            0                                              X1        Kuantitas

Diagram 6.8.a menunjukan sudut kemiringan LAC mengarah kekanan atas. Ini terjadi karena terlalu cepat terjadinya hokum LDR, sehingga setelah titik X1 perusahaan mengalami skala produksi tidak ekonomis. Kurva LAC seperti ini bisa terjadi pada perusahaan yang memiliki fungsi produksi skala hasil menurun (DRS). Diagram 6.8.b menunjukan sudut kemiringan LAC ke kiri bawah. Pada kurva LAC ini tersirat juga terjadinya hukum LDR, tetapi terjadinya sangat lambat.perusahaan mengalami inefisiensi, sehingga skala produksi tidak ekonomis lagi saat jumlah produksi sudah sangat besar (0X2). Kurva LAC seperti ini terjadi bila fugsi produksi perusahaan memiliki karakter skala hasil menaik (IRS).
Kasus fungsi produksi Skala Hasil Konstan (CRS)
            Perusahaan yang memiliki fungsi produksi skala hasil konstan (constant return to scale atau CRS) memiliki kurva LAC garis lurus sejajar sumbu horizontal, karena kurva-kurva SAC sama dan sebangun. Kurva LAC sama dengan kurva LMC karena kurva SMC sejajr dan sebangun.

BAB III
                                                              PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumen, produsen mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor produksi atau yang akan di proses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk membeli faktor produksi.
Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaa faktor produksi berlaku The Law of Diminishing Return (LDR). Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum.
            Produksi dan biaya produksi bagaikan keping uang mata logam berisi dua. Jika produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan factor produksi, biaya mengukurnya dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang amat penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finan-sial dan ekonomi menguntungkan
3.2 Saran
Semoga  makalah yang telah kami susun ini dapat bermaanfaat yang  kemudian dapat diamalkan  dalam  kehidupan.  Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dengan kesempurnaan dan begitu banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun  untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu
DAFTAR PUSTAKA
1.      Prathama Rahardja, Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2.      Drs. Lukman, M.Si. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: UIN Jakarta Ekspres.
3.      Raharja, Prathama. 2004. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: FEUI

5 komentar:

  1. Disini juga ada artikel tentang "teori produksi" berikut link nya
    http://catatanblogdian.blogspot.co.id/2016/12/teori-produksi-fungsi-produksi-teori.html
    terima kasih
    semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. Saya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2,000,000.00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.

    BalasHapus
  3. Jika tahap produksi sudah berhasil dilewati, kali ini menuju ke tahap Pasca Produksi sebagai akhir dari keseluruhan proses dasar pembuatan video, animasi dan musik digital. Tahap pasca produksi merupakan proses finishing, tahap ini menugaskan kita untuk dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus. Tetapi jangan terlalu banyak menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan usahakan agar hasil akhir tetap didalam jalur atau tidak terlalu rumit untuk ditonton. Terdapat beberapa proses didalamnya seperti Compositing, Color Correcting, Dubbing / Musik / Sound Effects, dan Final Output Jasa Penulis Artikel

    BalasHapus