Konsep Diri.
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah Konsep Diri. Pada kali ini saya akan menjabarkan bagaimana pentingnya konsep diri dalam kehidupan. Sebelumnya apa sih konsep diri itu? Jenis-jenis Konsep Diri itu apa saja?
Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang
penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri
merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk
membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi
kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga
terdapat beberapa pengertian.
Konsep diri seseorang dinyatakan
melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia
sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya
menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung
tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Perasaan individu bahwa ia tidak
mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak
bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki.
Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit
untuk diselesaikan.
Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang
mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena
interaksi dengan lingkungannya.
Konsep
Diri = Menilai Diri Sendiri
Konsep diri terbentuk melalui
proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa.
Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk.
Sikap atau respon orang tua dan
lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya.
Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh
yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung
mempunyai konsep diri yang negatif.
Hal ini disebabkan sikap orang tua
yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan,
menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb -
dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan
dirinya.
Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.
Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.
Konsep diri ini mempunyai sifat
yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa
bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah
sesuai dengan situasi sesaat.
Berbagai
faktor dapat mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, seperti:
Pola
asuh orang tua seperti sudah diuraikan di atas turut menjadi faktor
signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang
tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang
positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan
mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak
cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai; dan semua itu
akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak sayang.
Kegagalan
yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri
sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada
kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.
Orang yang sedang mengalami
depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan
merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi
atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, tidak
diundang ke sebuah pesta, maka berpikir bahwa karena saya "miskin"
maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah
dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya. Orang yang depresi
akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah tersinggung atau
"termakan" ucapan orang.
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang
dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan.
Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau
rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita diterima
oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
|
Seringkali diri kita sendirilah
yang menyebabkan persoalan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak-tidak
terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan
sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang
lebih positif. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri
yang positif:
Jangan abaikan pengalaman
positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah
talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk
mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan
semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
|
||
2. Hargailah diri sendiri
|
Tidak ada orang lain yang lebih
menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai
diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak
mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa
menghargai orang lain dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain
secara positif? Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang
lain bisa menghargai diri kita ?
3. Jangan memusuhi diri sendiri
|
Peperangan terbesar dan paling
melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan
diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan
peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self).
Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta
makin lemah dan negatif konsep dirinya.
4. Berpikir positif dan rasional
|
Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar