Jumat, 20 Mei 2016

Makalah Supervisi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Supervisi pendidikan merupakan hal yang tak terpisahkan dalam penyelenggaran satuan pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak atau PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga jenjang pendidikan tinggi setingkat Universitas. Supervisi bukan berarti mencari kelemahan pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, namun supervisi pendidikan bersifat mengatur, mengarahkan, mengawasi, membina, serta memberikan evaluasi terhadap kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta hal-hal yang berhubungan dengan sistem pendidikan yang terkait dengan kurikulum, sarana dan prasarana, serta proses belajar mengajar yang berjalan di satuan pendidikan.
Disadari atau tidak, dewasa ini supervisi pendidikan merupakan hal mutlak yang harus ada dalam satuan pendidikan guna mengetahui sejauh apa dan seperti apa berjalannya hal-hal yang terkait dengan Pendidikan.
Mengingat pentingnya Supervisi pendidikan, maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa mengetahui dan mempelajari tentang Supervisi Pendidikan merupakan langkah awal yang sangat fundamental untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemajuan  pendidikan itu berjalan apakah target  atau tujuan yang sudah direncanakan sudah mampu terlaksana atau belum, dan jika belum, melalui supervisi inilah diadakan   pengawasan dan pembinaan.
Supervisi yang tidak hanya terfokus pada satu tipe, satu tujuan, dan satu fungsi mengharuskan kita untuk lebih memperdalam pengetahuan kita secara lebih terperinci dan lebih spesifik. Oleh karena itu, mempelajari supervisi pendidikan merupakan hal yang tak pernah terpisahkan dalam proses pendidikan. Jika Kepala Sekolah mengambil andil dalam melakukan supervisi kepada tenaga pendidik dan kependidikan, maka guru memegang supervisi bagi siswa-siswa yang diajarkan
B.  Rumusan Masalah
  1. Apakah yang dimaksud dengan supervisi Pendidikan ?
  2. Siapa saja yang mengambil bagian sebagai supervisor pendidikan ?
  3. Hal-hal apa saja yang menjadi ruang lingkup supervisi ?
  4. Bagaimana Implementasi Supervisi di MAN 2 Kota Bandung ?
C.  Tujuan
1.      Mengetahui maksud dari Supervisi pendidikan
2.      Mengetahui pihak-pihak yang temasuk supervisor pendidikan
3.      Mengetahui hal-hal yang termasuk dalam ruang lingkup supervise
4.      Mengetahui pengimplementasisan Supervisi di MAN 2 Kota Bandung















BAB II
KAJIAN TEORI
A.  Pengertian Supervisi
Supervisi adalah istilah yang relativ sering terdengar dari pendidikan di Indonesia , karena itu perlu uraian secara lengkap tentang pengertiannya, yang akan dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu dari sudut etimologis, morfologis, dan semantik.
a.       Secara etimologis, kata supervisi berasal dari bahasa Inggris, yaitu supervision, artinya pengawasan (Echols, 1983: 569). Oteng (1983: 222) mengatakan bahwa penggunaan istilah supervisi sering diartikan sama dengan directing atau pengarahan. Sementara Suharsimi (1988: 152) mengatakan bahwa memang sejak dulu banyak orang menggunakan istilah pengawasan, penilikan atau pemeriksaan untuk istilah supervisi, demikian pula pada zaman Belanda orang mengenal istilah inspeksi.
b.      Secara morfologis, kata supervisi terdiri atas dua kata, super dan visi (super dan vision). Menurut Ametembun (1981: 1) super berarti atas atau lebih, sedangkan visi berarti lihat, tilik, dan awasai. Jadi supervisi berarti melihat, menilik dan mengawasi dari atas; atau sekaligus menunjukan bahwa orang yang melaksanakan supervisi berada lebih tinggi dari orang yang dilihat, ditilik, dan diawasi.
c.       Secara semantik, para ahli memberikan berbagai corak definisi, tapi pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut (Wiles, 1955: 8) "Supervision is assistance in the development of a better teaching-learning situation" (supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi mengajar yang lebih baik. Neagley dalam Pidarta (1986: 2) menyebutkan bahwa supervisi adalah layanan kepada guru-guru di sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum. Menurut Mc. Nerney (dalam Sahertian, 1982: 20) mengartikan supervisi sebagai prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. Sedangkan Poerwanto (1986: 84) menyatakan, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat dipetik kesimpulan bahwa Supervisi merupakan suatu layanan dari atasan kepada bawahan dengan memberikan pengarahan guna mengembangkan kinerja menjadi lebih baik. Kegiatan supervisi disebut pula sebagai kegiatan mengawasi atau pengawasan.
B.  Tujuan Supervisi
Menurut Arikunto ( 2004 : 40 ) Tujuan Supervisi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.    Tujuan Umum
Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.
2.    Tujuan Khusus
Tujuan khusus supervisi ada beberapa yaitu meliputi:
a.    Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal.
b.    Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan membimbing siswa mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
c.    Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga.
d.   Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa.
e.    Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kinerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
f.       Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif bagi kehidupan sekolah pada umumnya, khususnya pada kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
C.  Fungsi Supervisi
Fungsi supervisi dapat dirumuskan berbeda-beda tergantung pada sudut pandang seseorang terhadap supervisi. Tetapi semua fungsi-fungsi itu mengarah kepada usaha peningkatan situasi belajar mengajar            (Afifuddin, 2005 : 228 )
Menurut Ma’mur ( 2012 : 31 ) supervisi pendidikan mempunyai tiga fungsi umum, yaitu :
  1. Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan
  2. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang terkait dengan pendidikan
  3. Sebagai kegiatan dalam hal memimpin dan membimbing
D.  Jenis-Jenis Supervisi
Berdasarkan banyaknya jenis pekerjaan yang di lakukan oleh guru-guru maupun para karyawan pendidikan, penuklis berpendapat bahwa supervisi di dalam dunia pendidikan dapat di bedakan menjadi  dua macam, yaitu supervisi umum dan supervisi pengajaran. Di samping kedua jenis supervisi tersebut kita mengenal pula istilah supervisi klinis, pengawasan melekat, dan pengawasan fungsional ( Purwanto, 2010 : 89 )
a.    Supervisi umum dan supervisi pengajaran.   
Yang dimaksud dengan supervisi umum disini adalah supervisi yang di lakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi (baik personel maupun material) yang memungkinkan terciptanya situasi belajar-mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan            ( Purwanto, 2010 : 89 )
b.   Supervisi klinis
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Disebut supervisi klinis karna prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar-mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut ( Purwanto, 2010 : 90 )
c.    Pengawasan melekat dan pengawasan fungsional
Istilah “pengawasan melekat” ditutunkan dari bahasa asing built in-controle yang berarti suatu pengawasan yang memang sudah dengan sendirinya (melekat) menjadi tugas dan tanggung jawab semua pimpinan dari pimpinan tingkat atas sampai dengan pimpinan tingkat yang paling bawah dari semua organisasi atau lembaga.dengan kata lain, semua orang yang menjadi pemimpin, apapun tingkatannya, adalah sekaligus sebagai pengawas terhadap bawahannya masing-masing. Oleh karena setiap pemimpin adalah juga sebagai pengawas, maka kepengawasan yang dilakukan itu disebut “pengawasan melekat” ( Purwanto, 2010 : 92 )









E.  Ruang Lingkup Supervisi
Kedudukan supervisi pendidikan sama pentingnya dengan administrasi pendidikan, namun secara hirarkis supervisi merupakan salah satu fase atau tahap dari administrasi. Thomas H Briggs dalam Rifai (1982: 225) menegaskan, bahwa supervisi merupakan bagian atau aspek dari administrasi. Khususnya yang mengenai usaha peningkatan guru sampai kepada taraf penampilan tertentu. Atmosudirdjo (1985: 104) menjelaskan bahwa secara teoritis yang menjadi objek supervisi ada dua aspek, yaitu:
a.    Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja, moral kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi, kerajinan, kecakapan kerja, kemampuan dalam bekerja sama, watak;
b.    Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja (cara mengajar), metode pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil kerja.


















BAB III
PEMBAHASAN
Sehubungan dengan materi ELT MANAGEMENT, penulis melakukan wawancara dengan Bapak  Dr. Asep Encu M.Ag selaku Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bandung yang beralamat di  Jl.Cipadung No. 57 Cibiru, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Ø Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MAN 2 adalah sebagai berikut :
1.    Sebelum supervisi dilakukan, langkah atau hal pertama yang harus dilakukan adalah proses atau perbaikan terhadap manajemen yang menyangkut sarana, sistem, dan lain sebagainya. Pada dasarnya supervisi merupakan pengejawantahan dari manajemen peserta didik, manajemen sarana dan prasarana, manajemen mutu pendidikan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, seorang supervisor seperti Kepala Sekolah  tidak bisa melakukan supervisi tanpa melakukan atau menyusun manajemen-manajemen itu
2.    Sebelum melakukan supervisi (pengawasan dan pembinaan) adalah melakukan Planning (Perencanaan), lalu ada beberapa hal lain lagi seperti pengadaan, pemeliharaan, dan lain-lain yang nanti semuanya akan bermuara pada supevisi yang berupa pengawasan dan pembinaan tersebut. Jadi ketika menjadi kepala sekolah, hal yang pertama kali kepala sekolah  lakukan adalah Planning selama masa jabatan, oleh karena itu jika kepala sekolah  ditempatkan di Sekolah selama  4 tahun, maka Planning atau perencanaan untuk sekolah juga harus kepala sekolah  buat hingga 4 tahun ke depan sehingga apa yang hendak dilakukan nantinya selama 4 tahun kedepan dapat terstruktur dengan baik. Namun Rencana yang dibuat ini tentu harus di perlihatkan dan diajukan kepada pihak-pihak yang memiliki kewenangan akan hal itu.
3.    Supervisor utama di Sekolah itu adalah Kepala Sekolah, namun dalam prosesnya itu kepala Sekolah tentunya tidak bisa setiap saat mengontrol atau mengawasi Sekolah atu hal-hal terkait lainnya. Oleh karena itu, kepala sekolah berkoordinasi dengan Wakil-wakil yang ada.
4.    Di man 2 Kota Bandung ini sendiri kegiatan supervisi sudah dilakukan dan sedang dalam proses bertahap, karena kepala sekolah  baru diangkat menjadi kepala sekolah baru 1 tahun
5.    Untuk supervisi sendiri di man 2 kota bandung, biasanya diadakan evaluasi secara rutin terhadap system pengajaran dan hal lainnya pada awal bulan, lewat ini lah kepala sekolah menjadi lebih tahu apa saja kekurangan dan masalah yang ada dan  harus dilakukan perbaikan
6.    Jika ada guru yang kurang maksimal dalam mengajarnya, biasanya kepala sekolah secara langsung berbicara pribadi dan membinanya
7.    Didalam kelas sendiriada beberapa macam jenis supervisi yang ada, salah satunya yaitu supervisi klinis. Dari supervisi inilah supervisor dapat tahu bagaimana perkembangan siswa pada umumnya. Jika kepala sekolah  tidak ada kegiatan ke luar, biasanya kepala sekolah  langsung berkeliling ke sekolah untuk mengadakan supervisi klinis ini, namun jika kepala sekolah  banyak kegiatan, maka perkembangan siswa ditanyakan kepada Wakil-Wakil Kepala
Ø Selain wawancara dengan Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bandung, kami juga melakukan wawancara kepada salah satu Siswa, berikut adalah hasil wawancaranya :
1.    Menurut siswa sendiri, evaluasi dan pengawasan yang dilakukan kepala sekolah MAN 2 Kota Bandung saat ini sudah berjalan dengan rapi dan sistematis, hal ini dibuktikan dengan adanya acara rutin pertemuan guru-guru dengan kepala sekolah setiap awal bulan
2.    Pengawasan dan pembinaannya sendiri sudah terlihat mulai dari guru (pendidik), sistem, maupun pada hal sarana dan prasarana, sehingga sekarang di MAN 2 Kota Bandung ini sarana dan prasarananya di perbarui dan diperbaiki secara berkala dan terencana

BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Supervisi merupakan suatu layanan dari atasan kepada bawahan dengan memberikan pengarahan guna mengembangkan kinerja menjadi lebih baik
Supervisor yang paling utama dalam lingkungan sekolah ialah kepala sekolah yang bersangkutan. Pelaksanaan supervisi juga dibantu oleh wakil kepala sekolah sesuai dengan bidang tugasnya. Selain itu, tugas supervisi ini dilakukan oleh pengawas dari Kanwil Depdikbud dengan pembantunya
Beberapa hal yang menjadi pembahasan dalam ruang lingkup supervisi yaitu ; Pelaksanaan kurikulum, ketenagaan, ketatausahaan, sarana dan prasarana pendidikan, Hubungan sekolah dengan masyarakat, dll.
Di MAN 2 Kota Bandung, supervisi sudah mulai berjalan dengan baik walaupun dipimpin oleh Kepala Sekolah yang baru. Hal ini terbukti dengan pengimplementasian supervisi yang dilakukan dengan diadakannya pertemuan para guru dengan kepala sekolah tiap 1 bulan sekali dan tak jarang pula kepala sekolah yang berkeliling memasuki kelas dalam rangka menjalankan supervisi klinis itu. Sedangkan dalam hal sarana dan prasarananya sendiri sedang berjalan dan dalam proses serta tetap berada dalam pantauan kepala sekolah (Supervisor).
B.  Saran
Supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala setiap saatnya melalui pemantaun baik oleh kepala sekolah yang bersangkutan ataupun diwakilkan oleh wakil-wakil yang bersangkutan, dengan begitu akan menjadi lebih jelas terlihat mana yang kurang dan perlu diperbaiki dalam system dan hal-hal yang serkaitan dengan sekolah dan proses pendidikan dalam sekolah tersebut.





DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin,dkk. (2005). Administrasi Pendidikan. Bandung, CV.Insan Mandiri
Ametembun, N.A. (1981). Guru dalam administrasi sekolah. Bandung, IKIP Bandung
Arikunto, Suharsimi. (2004). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta, PT Rineka Cipta
Atmosudirdjo, Prajudi S. (1985). Dasar-dasar ilmu administrasi. Jakarta, PT. Ghalia Indonesia.
Echols, John, M, Shadily, Hassan. (1983). Kamus Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta, PT. Gramedia
Ma’mur, J.A. (2012). Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Yogyakarta, Diva Press
Pidarta, Made. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia. Bandung, PT. Bina Aksana.
Purwanto, Ngalim. (2010). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Rifai, Mohd. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung, Jemmars.
Sahertian. A Piet. (1994). Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta, Adni Offset
Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi Pendidikan. Bandung, Aksara.
Wiles, Kimball. (1987). Supervision for Better School. New Yersey, Printice Hall Inc, Engwwood Cliffs,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar